Rabu, 02 Februari 2011

Labor Perkuliahan ku

karya firdaus musa

Labor Perkuliahan ku

Aku heran kenapa harus ada labor, apa fungsinya, dan siapa saja yang terlibat dalam sebuah rungan ini, itulah sebuah alusinasi dari manusia kolot dan kampungan ini.
Waktu sekolah SD aku tidak pernah mendengar kata Labor, apalagi wujudnya, di tsanawiyah begitu juga. Dimadrasah aliyah aku sih pernah belajar dilabor, tapi aku tidak peduli amat fungsi sebuah labor waktu itu, sekarang ini aku telah menduduki perguruan tinggi dan kutemui lagi sebuah labor.
aku tidak mau jadi orang yang heran dan mengherankan orang lain, lalu ku klik sebuah kata labor di internet, kutemui makna dan maksudnya, setelah aku baca sedikit demi sedikit hingga akhir tanpa kusadari lalu keluarlah dari muluku, Ooo..Oooo, ini rupanya guna labor, betapa bodohnya aku kenapa tidak dari dulu aku tahu ya? Ah Peduli amat lebih baik aku pergi ke rumah teman buat belajar di labor yang peralatannya sebuah layar tv, dan tombol remote lalu main deh (gime plays station), dari pada dilabor kampusku yang peralatannya mahal sayang kalau dipakai nanti rusak, aku kan tidak ada biaya untuk gantinya, tapi kan? Kalau dirumah temanku Cuma main2 saja, tanpa ada karya yang bisa aku banggakan, bingung…bingung…bingung, aku bingung.

Aku bingung kenapa ada labor tidak bisa aku manfaatkan ya? Ataukah karena aku belum dapat kepercayaan dari orang yang punya tanggung jawab dalam memeliharnya, bukankah itu bukan salahku, aku bisa atau tidak karena orang yang mengajariku juga belum bisa memberikan tuntunan atau ilmu yang bisa untuk memakai perlatan labor, sekarang saya Cuma bisa berbangga pada orang lain, punya labor yang peralatannya mahal dan satu-satunya di sumatera barat, kalau ditanya bisa tidak memannfaatkannya, bilang saja saketek tantu lai, mungkin aku ini terlalu tinggi khayalan sehingga tidak bisa lagi membedakan mana yang bisa dijangkau dan mana yang tidak, sekarang aku akan berdiam diri untuk mematikan semangatku yang semulanya menggebu kini telah lesu dan tak lagi menderu bak deru debu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar