Kamis, 20 Januari 2011

Hakikat Presenter

karya Rahma suwita syaf


“Kaya ilmu dan informasi”, selalu diucapkan dosenku pada mata kuliah protokoler. Masih terngiang ditelinga kami ucapannya pada minggu sebelumnya, tapi selalu diulang untuk menyadarkan kami. Jika beliau telah berkata demikian, berarti menyuruh kami agar selalu membaca. Seorang temanku yng nakal berkata, seolah- olah telah melakukan apa yang disuruh dosen kami itu, “Dengan membaca, kita menguasai dunia dan sangat mudah menyampaikan pikiran kita didepan umum, begitukan Bu?”
Kaya ilmu, kaya informasi itu sudah dikenal sejak alam ini ada. Di Minangkabau lebih dikenal dengan istilah alam takambang jadi guru. Pusat informasi dan kekayaan ilmu didapat dengan membaca. Tidak hanya membaca buku, membaca alam dan banyak mendengar juga bentuk dari membaca.
Menyampaikan informasi kepada publik  pun butuh kekayaan ilmu dan wawasan. Seperti presenter (pembawa acara), sangat butuh wawasan dan kata- kata yang lebih komunikatif (mudah dimengerti) untuk disampaikan pada para pemirsa. Menggunakan bahasa yang komunikatif itu tidak lepas dari membaca.
Seorang kawan yang berprofesi sebagai presenter mengatakan, “Ketika baru bekerja menjadi presenter, terasa sangat kaku karena tidak menguasai pembicaraan dengan narasumber. Dari situ sangat dirasakan bahwa menjadi presenter bukan hanya sekedar bergaya didepan kamera. Menguasai bidang ilmu dan informasi itu hal yang paling utama.”
Presenter tak hanya sekedar enak dipandang. Tak tanggung- tanggung, mereka juga sebagai salah satu pusat informasi yang akan didengar dan dilihat oleh publik. Membacakan berita, berdialog dengan narasumber tentang banyak pembahasan untuk diinformasikan kepada publik merupakan bagian dari tugas presenter. Semuanya terlihat begitu sempurna ditayangkan kepada pemirsa, namun persiapannya sangat susah dan harus sempurna dilakukan oleh presenter di balik layar.
Bertanya lagi kawanku yang pendiam, “Persiapan di balik layar itu seperti apa Bu?” “Mulai dari persiapan fisik seperti kelengkapan pakaian dan alat make- up, istirahat yang cukup dan makanan yang sehat agar tidak ada gangguan pada kesehatan yang berakibat menghambat lancarnya acara untuk siaran. Persiapan mental, seperti penguasaan bahan- bahan yang akan dibacakan pada publik.” Jelas dosen kami.
Presenter merupakan kunci keberhasilan suatu acara. Preenter yang cantik/ tampan tentunya menambah emangt pemirsa untuk menonton acara yng dibawakn presenter itu. Asalkan tidak hanya bermodalkan tampang saja, menguasai topik pembahasan dan segar dalam penampilan akan menentukan suksesnya acara yang dibawakan.
Terdengar gurauan dari temanku yang nakal duduk di belakang, “Kalau memang begitu, coba contohkan donk Buk, bagaimana presenter yang sempurna itu, pasti ibuk tak bisa.” Tak ada yang mengindahkan gurauannya.
Azan zhuhur terdengar dari mesjid. “Kita akhiri kuliah protokoler hari ini,” kata dosen kami menutup pembicaraannya. Rasanya kuliah protokoler terlalu cepat berakhir, karena begitu menarik dan menyenangkan. Hasilnya setelah kuliah protokoler, kami jadi berkhayal tentang presenter idola masing- masing. Pastilah informasi dan ilmu apapun kami kuasai jika menjadi presenter, karena telah terlatih dengan kebiasaan dan syarat menjadi seorang presenter.  (Rahma Suwita Syaf)

Esai ini untuk tulisan pada mata kuliah teknik editing semester 7 jurusan KPI  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar