Kamis, 20 Januari 2011

AFF SUZUKI CUP 2010 FILIPINA VS INDONESIA 0-1

karya
Robbi purnama


Tak Ada Permainan Bertahan
            Setelah menang 1-0 di leg pertama, yang menjadi jatah kandang Filipina, Indonesia hanya butuh hasil seri untuk melaju ke final. Tapi Alfred Riedl menegaskan Tim merah-putih tak akan mengubah total gaya main menjadi defensif. Apalagi sekedar bermain imbang.Pada leg pertama, Filipina sudah membuat Indonesia kesulita. Hal sama akan bakal terjadi pada leg kedua.
            “Filipina adalah tim yang kuat dan mereka sudah membuat kami kesulitan. Permainan kami susah mendapatkan bola. Hal yang sama kurang lebih akan terjadi di leg kedua.” Ungkap Alfred.
            Soal taktik, seperti biasa,  Alfred tak mau membuka secara gamblang. Tapi di leg pertama, Firman Utina cs yang kesulitan menembus pertahanan Filipina, melakukan variasi penyerangan bola panjang. Hasilnya, gol tercipta berkat umpan panjang Firman yang salah di antisipasi kiper dan baris pertahanan lawan.                                              “Mungkin bola panjang bukan gaya main kita tapi, karena Filipina membuat kami kesulitan maka cara itu bisa jadi variasi. Seperti mengirim bola ke belakang pemain bertahan. Memang kadang behasil, kadang tidak. Tapi apa yang dilakukan pemain setidaknya sudah membuahkan hasil.” Lanjut Alfred. Inilah salah satu kejelian Alfred dalam meracik strategi kejutan pada leg pertama.
Filipina, yang butuh gol untuk mengejar  agregat ketinggalan, harus bermain menyerang, “salah kalau orang mengira Filipina hanya bisa bermain defensif. Sekarang kita tertinggal satu gol, masih amat mungkin untuk dikejar, kami tidak punya alasan untuk bermain bertahan di leg kedua. Kemungkinan mengganti taktik amat terbuka karena kami butuh gol,” ujar Simon McMenemy.
            Jika Filipina keluar menyerang, tentu ada celah yang terbuka. Hal imi bisa dimanfaatkan oleh pemain Indonesia. Kita berharap Firman Utina cs, bisa mengamankan kemenangan yang sudah diraih dan melenggang ke final.
Meski menang, grafik menurun justru diperlihatkan Indonesia. Sepanjang 90 menit, tim merah-putih sulit menembus pertahanan Filipina. Tercatat hanya 2 tendangan ke gawang dari 5 kesempatan tendangan yang dimiliki Firman Utina cs.
”Filipina bermain sangat baik malam ini, pertahanan mereka cukup rapat. Mereka memiliki pemain yang sangat tinggi dan kuat untuk mempertahankan daerahnya. Hal itu membuat kami sangat kesulutan untuk menciptakan peluang.”kata Alfred riedl. Untuk menyiasati ketatnya baris pertahan lawan, pelatih asal Austria itu harus mengubah strategi. Hal ini tak disukainya.
“kita tidak bisa bermain dengan bola-bola pendek. Dengan mengandalkan umpan-umpan panjang kita lebih aman dari serangan balik mereka yang lebih cepat saat kehilangan bola.”ujar Riedl.
Dengan bermain seperti itu, Indonesia kehilangan akal dan sulit membonkar pertahanan lawan. Sebagai kreato serangan Indonesia, Firman juga mengakui cukup sulit untuk menembus pertahanan Filipina.
“pertahanan mereka cukup tangguh dan sangat disiplin, kita sangat sulit untuk meneukan celah dipertahanan mereka yang pasti butuh kerja keras dpiparati kedua.”ujarnya.
Apiknya pertahanan tak lepas dari ketenagan pemain-pemain bertahan Filipina. Duet Amerika Islandia, kapten Alexander Borromoe dan Robert Gier, yang berdiri didepan kipper asal Inggris, Neil Etheridge, membuat Irvan Bachdim dan Cristian Gonzales tak bisa berbuat banyak.
Harus diakui, gol yang dicetak El Loco pun berawal dari miskomunikasi antara Neil dan bek kiri Ray Jonson. Namun, pelatih Filipina, Simon McMinemy justru membela Etheridge.
“yang patut diingat Neil masih berusia 20 tahun. Dia juga sempat menangis dan merasa bersalah dikamar ganti karena membuat timnya kalah. Tapi sebelumnya ia pun telah menyelamatkan tim ini berkali-kali. Dia tetap menjadi yang terbaik saat ini, “ujar Simon.
Selain memiliki pertahanan tangguh, serangan balik Filipina juga berbahaya. Tercatat sebuah tendangan akrobatik phil younghusband sempat merepotkan baris pertahanan Indonesia sebelum diselamatkan Zulkifli Syukur.
Alfred bersyukur dan senang dengan hasil akhir yang dikraih. Kemenagan ini diraih saat Indonesia melakukan pertandingan tandang. 

Bintang: Cristian Gonzales
          Berkat gol yang dicetaknya ke gawang Neil Etheridge di leg pertama semifinal piala Aff  2010, Cristian Gonzales kian digandrungi. Gol tunggal El Loco itu menjadi penyelamat Indonesia ketika ditantang Filpina.
            Banyak pihak meragukan  kualitas El Loco ketika dipanggil Alfred Riedl. Maklum, usianya memang tak muda lagi, suami Eva Nurida itu diprediksikan akan kalah bersaing dengan striker muda, namun El Loco mampu mematahkan anggapan itu.
            Sejak diberi kesempatan sebagai pemain striker oleh Alfred , ia tak menyia-nyiakan kepercayaan sang pelatih. Saat timnas menggulung Timor Leste 6-0 pada laga uji coba, El Loco menyumbang dua gol.
            Namun, bagi El Loco, gol yang dicetaknya didepan puluhan ribu supporter dan juga dihadapan presiden Susilo Bambang Yudhoyono jelas berbeda. Gol itu tak hanya membuatnya bangga dan gembira, tetapi juga menjadi pembuktian atas kewajiban yang diembannya saat berkostum merah-putih.”saya berhasil mengemban tugas Negara dengan baik,”tuturnya.
Bagi pria kelahiran Uruguay itu menjadi pemain timnas sama artinya mengemban tugas Negara.
”gol itu buat seluruh masyarakat Indonesia, saya akan selalu mengeluarkan penampilan terbaik bagi kemenangan timnas. Namun, bagi saya siapa yang mencetak gol, saya atau yang lain bukanlah yang utama. Yang penting kita menang,”ujar penyerang bernomor punggung sembilan itu.







Duel
Ahmad Bustomi vs Jason de Jong

Ahmad Bustomi
Postur Tak Masalah
            Tinggi tubuh Ahmad Bustomi hanya 167 cm. namun, konstribusinya di lini tengah timnas saat ini lebih besar.
            Pemain asal Arema ini berdampingan denagan kapten tim, Firman Utina, menjadi nafas permainan tim, meskipun keduanya tidak memiliki postur tubuh yang tidak terlalu besar, pelatih Alfred Riedl mempercayai lini vital ini untuk dikuasai duet Bustomi-Firman.
            Dalam skema time, Alfred tidak menugaskan siapa yang harus menjadi gelandang serang dan siapa yang menjadi gelandang bertahan. Bustomi pun berusaha melakoni peran yang seimbang.
            Ketika Firman merangsek masuk pertahanan lawan, bustomi menjaga lini tengah supay tidak bocor.
            Tak jarang ia meminta bola hingga di lini pertahanan, setelah itu ia melepas umpan panjang yang akurat. Kemampuan Bustomi untuk dijadikan andalan cukup komplet, selain berani berduel dengan lawan yang berpostur lebih tinggi dan kekar, pemain berusia 25 tahun ini juga jeli melihat posisi kawan yang terbuka.
            Di leg kedua laga semifinal melawan Filipina, Bustomi akan kembali menjadi andalan Indonesia untuk membongkar pertahanan lawan.

Jason de Jong 
Mengabaikan Belanda
            Lapangan tengah Filipina memang punya chris greatwich yang tajam dan sudah mencetak dua gol. Namun, keseimbangan di lini tengah The azkals tak lepas dari penampilan Jason de Jong. Pemain keturunan belanda ini punya penting di lini vital.
            Jason adalah pemain yang sulit dilewati. Di leg pertama. Berkali-kali umpan yang dilepas pemain Indonesia berhasil dipotong Jason. Gelandangan ini keturunan Belanda dan keturunan Filipina sehingga memiliki dua kewarganegaraan. Ia pernah dipanggil untuk bermain di timnas U-19 Belanda. Namun, secara mengejutkan Jason menolak dan lebih memilih memperkuat Filipina.
            Selain di sepak bola lapangan, tenaga Jason juga dipakai oleh timnas futsal Filipina. Pengalamannya menimba ilmu di club NAC Breda (belanda
 membuatnya punya kemampuan yang bagus.
            Jika ingin memenangi duel di lini tengah, pemain Indonesia harus bisa mengatasi Jason. Mengatasi pergerakan dan melewati hadangan Jason membuat peluang mencetak gol buat Indonesia membesar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar